BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana telah diketahui bahwa komponen
utama Agama Islam adalah akidah, syari’ah dan akhlak. Penggolongan itu
didasarkan pada penjelasan Nabi Muhammad kepada Malaikat Jibril di depan para
sahabatnya mengenai arti Islam, Iman dan Ihsan yang ditanyakan Jibril kepada
Beliau. Intinya hampir sama dengan isi yang dikandung oleh perkataan akidah,
syari’ah dan akhlak. Perkataan ihsan diatas berasal dari kata ahsana-yuhsinu-ihsanan yang
berarti berbuat baik.
Di dalam Al-Qur’an terdapat kata
ihsan yang artinya berbuat kebajikan atau kebaikan diantaranya terdapat pada
surat an-Nahl (16) ayat 90 dan kebaikan terdapat pada surat ar-Rahman (55) ayat
60. Baik kebajikan atau kebaikan rapat hubungannya dengan akhlak.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting
dalam Islam. Ia dengan takwa, yang akan dibicarakan nanti, merupakan ‘buah’
pohon Islam yang berakar akidah, bercabang dan berdaun syari’ah. Pentingnya
kedudukan akhlak, dapat dilihat dari berbagai sunnah qauliyah (sunnah dalam
bentuk perkataan) Rasulullah. Diantaranya adalah :
“Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR. Ahmad)
“Mukmin
yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (H.R. Tarmizi)
Dan, akhlak Nabi Muhammad yang diutus menyempurnakan
akhlak manusia itu disebut akhlak Islam atau akhlak Islami, karena bersumber
dari wahtu Allah yang kini terdapat dari Al-Qur’an yang menjadi sumber utama
agama dan ajaran Islam. Dikalangan umat Islam masalah yang penting ini sering
kurang digambarkan secara baik dan benar kalau dibandingkan dengan penggambaran
tentant syari’at, terutama yang berhubungan dengan shalat, sehingga akibatnya
karena tidak mengenal butir-butir akhlak agama Islam, dalam praktek, tingkah
laku kebanyakan orang Islam tidak sesuain dengan akhlak Islami yang disebut di
dalam Al-Qur’an dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam kehidupan beliau
sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Akhlak
kepada sesama manusia?
2.
Apa maksud dari Akhlak dalam berkehidupan?
3.
Apa sajakah Akhlak baik terhadap sesama manusia?
4.
Apa sajakah Akhlak buruk terhadap sesama manusia?
C. Tujuan
Penulisan
makalah ini, dimaksudkan untuk menginformasikan kepada pembaca, apa itu akhlak
sesama manusia, apa dan bagaimana akhlak yang sebenarnya diajarkan islam, demi
terciptanya kehidupan yang islami menuju keridhoan Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Akhlak Kepada Sesama Manusia
Menurut bahasa :
Perkataan akhlak berasal dari kata (al-akhlaaku) yaitu
kata jama dari kata (al-khuluqu) berarti tabiat, kelakuan, perangai, tingkah
laku, adat kebiasaan, malah ia juga berarti agama itu sendiri. Perkataan
(al-khuluqu) ini di dalam Al-Quran hanya terdapat pada dua tempat sahaja,
diantaranya ialah:
“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak agung”. (Al-Qalam:4)
Sementara perkataan (al-khalqu) berarti kejadian, ciptaan, dan juga bermaksud kejadian yang indah dan baik. Apabila dirujuk kepada kejadian manusia, ia bermaksud struktur tubuh badannya yang indah dan seimbang. Jika dirujuk kepada kejadian alam semesta, ia juga membawa arti kejadian atau ciptaan yang indah, tersusun rapi, menurut undang-undang yang tepat.
Menurut istilah : Definisi akhlak menurut istilah ialah sifat yang tertanam di dalam diri yang dapat mengeluarkan sesuatu perbuatan dengan senang dan mudah tanpa pemikiran, penelitian dan paksaan.
Para ulama ilmu akhlak
memberikan pandanganya sebagai berikut : Ibnu Maskawaih : ahli
falsafah Islam yang terkenal, menjelaskan akhlak itu sebagai keadaan jiwa yang mendorong
ke arah melahirkan perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian.
Imam Ghazali : akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang keluar itu baik dan terpuji menurut syara dan aqal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila keluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.
Imam Ghazali : akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang keluar itu baik dan terpuji menurut syara dan aqal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila keluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.
Al-Qurthuby : suatu
perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannya itu disebut akhlak,
karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya.
Jadi akhlak atau budi pekerti itu ialah tabiat, kebiasaan, atau perangai-perangai yang menertibkan amal usaha dengan mudah, tingkah laku, tutur kata, sikap dan kelakuan. Jika perangai itu mulia, maka terbitlah dari padanya amal kebajikan tingkah laku yang sopan, tutur kata yang bagus dan sikap kelakuan yang menyenangkan. Akhlak yang baik itu hendaklah dipupuk dan dipelihara sehingga sehati dengan diri kita, agar dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi akhlak atau budi pekerti itu ialah tabiat, kebiasaan, atau perangai-perangai yang menertibkan amal usaha dengan mudah, tingkah laku, tutur kata, sikap dan kelakuan. Jika perangai itu mulia, maka terbitlah dari padanya amal kebajikan tingkah laku yang sopan, tutur kata yang bagus dan sikap kelakuan yang menyenangkan. Akhlak yang baik itu hendaklah dipupuk dan dipelihara sehingga sehati dengan diri kita, agar dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Imam
Al-Ghazali lagi, akhlak yang mulia itu mengandung 4 perkara, yaitu bijaksana,
memelihara agama dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan
hawa nafsu) dan bersifat adil. Perkara ini jelas merangkumi sifat-sifat seperti
berbakti kepada ibu bapak, keluarga dan negara, hidup bermasyarakat serta
bersilaturahim, berani mempertahankan aqidah agama, senantiasa bersyukur kepada
Allah SWT., reda dengan kesengsaraan, bertutur kata yang benar dan lain sebagainya.
Masyarakat dan bangsa
yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan kejayaan yang
diridhoi Allah. Seperti pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei : “Hanya saja
bangsa itu kekal selama berakhlak, bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap
pulalah bangsa itu.
Dalam kehidupan
manusia, akhlak itu diumpamakan seperti bunga dalam sebuah taman. Bagaimanapun
luas dan indahnya sebuah taman, tetapi kalau tidak dihiasi dengan
bunga-bungaan, maka taman itu tidak jauh berbeda seperti tanah perkuburan.
Sebagai contoh, seorang yang mempunyai badan yang sehat, perawakan yang gagah,
tampan, menarik, berilmu, kaya bahkan berpangkat, tetapi jika ia mempunyai
akhlak yang tercela dan perangai yang jahat, tidak ubahnya seperti wajah yang
cantik, tetapi di pipinya terguris memanjang tanda bekas luka kesan itulah yang menjatuhkan nilai-nilai yang
asli.
B.
Akhlak dalam
Berkehidupan
1.
Akhlak Bersahabat
Bersahabat merupakan nikmat Allah yang
diberikan kepada umat islam di dunia ini. Bersahabat akan menjadi suatu
kenikmatan, apabila didasari atas tujuan karena Allah, dan akan menjadi
kebahagiaan apabila diatur dengan akhlak atau kaidah yang datangnya dari Allah
SWT dan RasulNya. Allah berfirman :
|
103.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.
|
Kaidah-kaidah bersahabat dalam islam
yang ditentukan oleh Al-Quran dan Al-Hadis, diantaranya adalah:
Ø rendah hati dan tidak sombong
Ø saling kasih mengasihi
Ø memberi perhatian terhadap keadaan
sahabat
Ø selalu membantu keperluan sahabat
Ø menjaga kawan dari gangguan orang
lain
Ø memberi nasihat dan kritik
Ø mendamaikan jika berselisih
Ø doakan dengan kebajikan
2.
Akhlak
Bertetangga
Setiap umat islam harus mengetahui bahwa
tetangganya mempunyai hak dan kewajiban, oleh karena itu haruslah saling
menghargai dalam kehidupan bertetangga, karena saudara kita yang terdekat,
adalah tetangga kita sendiri.Rasulullah bersabda :
“Siapa saja yang beriman kepada Allah
dan hari kiamat, maka hendaklah ia selalu menghormati tetangganya”. (Riwayat
Bokhori-Muslim)
Allah berfirman :
“Dan berbaktilah kepada Allah SWT : jangan mempersekutukan Dia dengan sesuatu apapun, dan terhadap kedua ibu bapak berbuat baiklah, demikian juga kepada keluarga yang dekat, anak yatim, orang miskin, tetangga yang dekat, tetangga jauh, teman sekehidupan, orang-orang dalam perjalanan dan orang-orang yang menjadi hamba sahayamu, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang congkak dan sombong, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan. (An Nisa : 36)
Akhlak bertetangga dalam islam yang
diatur oleh Al-Quran dan Hadis adalah sebagai berikut :
Ø tidak boleh menyiksa atau menyakiti
Ø tidak boleh melampaui hak-hak milik
Ø tidak boleh menyebarkan rahasia
tetangga
Ø tidak boleh membuat gaduh
Ø saling menasihati
Ø saling tukar hadiah atau pemberian
3. Akhlak Terhadap Sesama Muslim
Sebagai
muslimin dan muslimat yang baik, tidaklah hanya menjalankan kewajiban terhadap
agamanya saja yang sebatas menjalankan ritual ibadah kepada Allah SWT, tetapi
manusia juga merupakan makhluk sosial yang pastinya akan terjun ke kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, berlaku baiklah terhadap sesama muslim, karena
sesungguhnya muslim yang beriman adalah bersaudara.
Rasulullah bersabda :
“Mukmin yang paling sempurna imannya, adalah yang baik akhlaknya di antara mereka”. (Riwayat Abu Daud)
“Mukmin yang paling sempurna imannya, adalah yang baik akhlaknya di antara mereka”. (Riwayat Abu Daud)
Allah berfirman :
Yang
artinya:“Sesungguhnya
umat yang beriman, satu terhadap yang lainnya adalah bersaudara (kandung),
hendaknya selalu diusahakan perdamaian diantara para mereka yang besaudara itu,
selalu bertaqwalah kepada Allah, semoga kamu selalu mendapat curahan rahmat
dari Allah”. (Al-Hujuraat : 10)
Akhlak dalam berhubungan dengan sesama
muslim yang diajarkan oleh syari’at islam adalah sebagai berikut :
Ø menghubungkan tali persaudaraan
Ø saling tolong menolong
Ø membina persatuan
Ø waspada dan menjaga keselamatan
bersama
Ø berlomba mencapai kebaikan bersikap
adil
Ø tidak boleh mencela atau menghina
Ø tidak boleh tuduh-menuduh
Ø tidak boleh bermarahan
Ø memenuhi janji
C.
Akhlak Baik Terhadap Manusia.
Yang meliputi antar lain:
a.
belaskasih atau sayang(al-shafaqah); ialah sikap jiwa
selalu ingin berbuat baik dan menyantuni orang lain.
b.
rasa persaudaraan(al-ikha); ialah sikap jiwa yang selalu
ingin berhubungan baik dan bersatu dengan orang lian, karena ada keteriakan
batin dengannya.
c.
Memberi nasehat (An- Nasihah); ialah suatu upaya untuk
memberi patunjuk-petunjuk yang baik kepada orang lain dengan menggunakan
perkataan; baik ketika orang di nasehati telah melakukan hal-hal yang
buruk,maupun belum.
d.
memberi pertolongan (an-nashru); ialah suatu upaya untuk
mebantu orang lain, agar tidak mengalami suatu kesulitan.
e.
menahan amarah (kazmu al- ghaizi); ialah upaya menahan
emosi, agar tidak dikuasai oleh perasaan marah terhadap orang lain.
f.
sopan-santun (al-hilmu); ialah sikap jiwa yang lemah-lembut
terhadap orang lain, sehingga dalam perkataan dan pembuatannya selalu
mengandung adap-kesopanan yang mulia.
g.
suka memaafkan (al- `afwu); ialah sikap dan perilaku
seseorang yang suka memaafkan kesalahan orang lain yang pernah di perbuat
terhadapnya.
D.
Akhlak Buruk Terhadap Sesama
Manusia.
Yang
meliputi antara lain:
a.
Mudah Marah (Al- Ghodab); ialah kondisi emosi seseorang yang
tidak dapat menahan kesabarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang
tidak menyenangkan orang lain.
b.
Iri Hati Atau dengki ( al-hasadu atau al- hiqdu); ialah
sikap kejiwaan seseorang yang selalu menginginkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang lain bisa hilang
sama sekali.
c.
Mengadu-adu (an-namimah); ialah suatu perilaku yang suka
memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain,dengan maksud agar hubungan
sosial keduanya rusak.
d.
Mengupat (al-ghibah); ialah suatu perilaku yang suka
membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain.
e.
Bersikap congkap (al-ash’ar); ialah suatu sikap dan perilaku
yang menampilkan kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya, maupun
perkataannya.
f.
Sikap kikir (al-bukhlu); ialah suatu sikap yang tidak mau
memberikan nilai materi dan jasa kepada orang lain.
g.
Berbuat aniaya (al-zulmu); ialah suatu perbuatan yang
merugikan orang lain, baik kerugian materiil maupun non materiil.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa :
Masyarakat dan bangsa
yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan kejayaan yang
diridhoi Allah. Seperti pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei : “Hanya saja
bangsa itu kekal selama berakhlak, bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap
pulalah bangsa itu.
Dalam kehidupan manusia, akhlak itu diumpamakan seperti bunga
dalam sebuah taman. Bagaimanapun luas dan indahnya sebuah taman, tetapi kalau
tidak dihiasi dengan bunga-bungaan, maka taman itu tidak jauh berbeda seperti
tanah perkuburan. Sebagai contoh, seorang yang mempunyai badan yang sehat,
perawakan yang gagah, tampan, menarik, berilmu, kaya bahkan berpangkat, tetapi
jika ia mempunyai akhlak yang tercela dan perangai yang jahat, tidak ubahnya
seperti wajah yang cantik, tetapi di pipinya terguris memanjang tanda bekas
luka kesan itulah yang menjatuhkan nilai-nilai yang
asli.
B. Saran
Dari pembahasan
diatas kita sudah sedikit mengetahui tentang akhlak kepada sesama maka dari itu
hendaklah kita merealisasikanya dalam kehidupan nyata kita sehari hari untuk
mewujudkan kesadaran diri bahwasannya ahlak mulia kepada sesame itu sangat lah
penting untuk kesejahteraan bersama dan kebahagiaan dunia dan akhirat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar