Senin, 13 Januari 2020

Makalah Akhlak Kepada Manusia


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
     Sebagaimana telah diketahui bahwa komponen utama Agama Islam adalah akidah, syari’ah dan akhlak. Penggolongan itu didasarkan pada penjelasan Nabi Muhammad kepada Malaikat Jibril di depan para sahabatnya mengenai arti Islam, Iman dan Ihsan yang ditanyakan Jibril kepada Beliau. Intinya hampir sama dengan isi yang dikandung oleh perkataan akidah, syari’ah dan akhlak. Perkataan ihsan diatas berasal dari kata ahsana-yuhsinu-ihsanan yang berarti berbuat baik.
      Di dalam Al-Qur’an terdapat kata ihsan yang artinya berbuat kebajikan atau kebaikan diantaranya terdapat pada surat an-Nahl (16) ayat 90 dan kebaikan terdapat pada surat ar-Rahman (55) ayat 60. Baik kebajikan atau kebaikan rapat hubungannya dengan akhlak.
     Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam. Ia dengan takwa, yang akan dibicarakan nanti, merupakan ‘buah’ pohon Islam yang berakar akidah, bercabang dan berdaun syari’ah. Pentingnya kedudukan akhlak, dapat dilihat dari berbagai sunnah qauliyah (sunnah dalam bentuk perkataan) Rasulullah. Diantaranya adalah :
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR. Ahmad)
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (H.R. Tarmizi)
     Dan, akhlak Nabi Muhammad yang diutus menyempurnakan akhlak manusia itu disebut akhlak Islam atau akhlak Islami, karena bersumber dari wahtu Allah yang kini terdapat dari Al-Qur’an yang menjadi sumber utama agama dan ajaran Islam. Dikalangan umat Islam masalah yang penting ini sering kurang digambarkan secara baik dan benar kalau dibandingkan dengan penggambaran tentant syari’at, terutama yang berhubungan dengan shalat, sehingga akibatnya karena tidak mengenal butir-butir akhlak agama Islam, dalam praktek, tingkah laku kebanyakan orang Islam tidak sesuain dengan akhlak Islami yang disebut di dalam Al-Qur’an dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad dalam kehidupan beliau sehari-hari.


B.       Rumusan Masalah
1.         Apa  pengertian Akhlak kepada sesama manusia?
2.         Apa maksud dari Akhlak dalam berkehidupan?
3.         Apa sajakah Akhlak baik terhadap sesama manusia?
4.         Apa sajakah Akhlak buruk terhadap sesama manusia?

C.      Tujuan
     Penulisan makalah ini, dimaksudkan untuk menginformasikan kepada pembaca, apa itu akhlak sesama manusia, apa dan bagaimana akhlak yang sebenarnya diajarkan islam, demi terciptanya kehidupan yang islami menuju keridhoan Allah.















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Akhlak Kepada Sesama Manusia
Menurut bahasa : Perkataan akhlak berasal dari kata (al-akhlaaku) yaitu kata jama dari kata (al-khuluqu) berarti tabiat, kelakuan, perangai, tingkah laku, adat kebiasaan, malah ia juga berarti agama itu sendiri. Perkataan (al-khuluqu) ini di dalam Al-Quran hanya terdapat pada dua tempat sahaja, diantaranya ialah:

“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak agung”. (Al-Qalam:4)

      
Sementara perkataan (al-khalqu) berarti kejadian, ciptaan, dan juga bermaksud kejadian yang indah dan baik. Apabila dirujuk kepada kejadian manusia, ia bermaksud struktur tubuh badannya yang indah dan seimbang. Jika dirujuk kepada kejadian alam semesta, ia juga membawa arti kejadian atau ciptaan yang indah, tersusun rapi, menurut undang-undang yang tepat.
     Menurut istilah : Definisi akhlak menurut istilah ialah sifat yang tertanam di dalam diri yang dapat mengeluarkan sesuatu perbuatan dengan senang dan mudah tanpa pemikiran, penelitian dan paksaan.
     Para ulama ilmu akhlak memberikan pandanganya sebagai berikut :  Ibnu Maskawaih : ahli falsafah Islam yang terkenal, menjelaskan akhlak itu sebagai keadaan jiwa yang mendorong ke arah melahirkan perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian.
     Imam Ghazali : akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang keluar itu baik dan terpuji menurut syara dan aqal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila keluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.
     Al-Qurthuby : suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannya itu disebut akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya.
     Jadi akhlak atau budi pekerti itu ialah tabiat, kebiasaan, atau perangai-perangai yang menertibkan amal usaha dengan mudah, tingkah laku, tutur kata, sikap dan kelakuan. Jika perangai itu mulia, maka terbitlah dari padanya amal kebajikan tingkah laku yang sopan, tutur kata yang bagus dan sikap kelakuan yang menyenangkan. Akhlak yang baik itu hendaklah dipupuk dan dipelihara sehingga sehati dengan diri kita, agar dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
     Menurut Imam Al-Ghazali lagi, akhlak yang mulia itu mengandung 4 perkara, yaitu bijaksana, memelihara agama dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Perkara ini jelas merangkumi sifat-sifat seperti berbakti kepada ibu bapak, keluarga dan negara, hidup bermasyarakat serta bersilaturahim, berani mempertahankan aqidah agama, senantiasa bersyukur kepada Allah SWT., reda dengan kesengsaraan, bertutur kata yang benar dan lain sebagainya.
     Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan kejayaan yang diridhoi Allah. Seperti pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei : “Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak, bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu.
     Dalam kehidupan manusia, akhlak itu diumpamakan seperti bunga dalam sebuah taman. Bagaimanapun luas dan indahnya sebuah taman, tetapi kalau tidak dihiasi dengan bunga-bungaan, maka taman itu tidak jauh berbeda seperti tanah perkuburan. Sebagai contoh, seorang yang mempunyai badan yang sehat, perawakan yang gagah, tampan, menarik, berilmu, kaya bahkan berpangkat, tetapi jika ia mempunyai akhlak yang tercela dan perangai yang jahat, tidak ubahnya seperti wajah yang cantik, tetapi di pipinya terguris memanjang tanda bekas luka  kesan itulah yang menjatuhkan nilai-nilai yang asli.





B.       Akhlak dalam Berkehidupan
1.         Akhlak Bersahabat
Bersahabat merupakan nikmat Allah yang diberikan kepada umat islam di dunia ini. Bersahabat akan menjadi suatu kenikmatan, apabila didasari atas tujuan karena Allah, dan akan menjadi kebahagiaan apabila diatur dengan akhlak atau kaidah yang datangnya dari Allah SWT dan RasulNya. Allah berfirman :
103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Kaidah-kaidah bersahabat dalam islam yang ditentukan oleh Al-Quran dan Al-Hadis, diantaranya adalah:
Ø  rendah hati dan tidak sombong
Ø  saling kasih mengasihi
Ø  memberi perhatian terhadap keadaan sahabat
Ø  selalu membantu keperluan sahabat
Ø  menjaga kawan dari gangguan orang lain
Ø  memberi nasihat dan kritik
Ø  mendamaikan jika berselisih
Ø  doakan dengan kebajikan
2.        Akhlak Bertetangga
Setiap umat islam harus mengetahui bahwa tetangganya mempunyai hak dan kewajiban, oleh karena itu haruslah saling menghargai dalam kehidupan bertetangga, karena saudara kita yang terdekat, adalah tetangga kita sendiri.Rasulullah bersabda :
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia selalu menghormati tetangganya”. (Riwayat Bokhori-Muslim)
Allah berfirman :


Dan berbaktilah kepada Allah SWT : jangan mempersekutukan Dia dengan sesuatu apapun, dan terhadap kedua ibu bapak berbuat baiklah, demikian juga kepada keluarga yang dekat, anak yatim, orang miskin, tetangga yang dekat, tetangga jauh, teman sekehidupan, orang-orang dalam perjalanan dan orang-orang yang menjadi hamba sahayamu, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang congkak dan sombong, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan. (An Nisa : 36)
Akhlak bertetangga dalam islam yang diatur oleh Al-Quran dan Hadis adalah sebagai berikut :
Ø  tidak boleh menyiksa atau menyakiti
Ø  tidak boleh melampaui hak-hak milik
Ø  tidak boleh menyebarkan rahasia tetangga
Ø  tidak boleh membuat gaduh
Ø   saling menasihati
Ø  saling tukar hadiah atau pemberian

3.      Akhlak Terhadap Sesama Muslim
     Sebagai muslimin dan muslimat yang baik, tidaklah hanya menjalankan kewajiban terhadap agamanya saja yang sebatas menjalankan ritual ibadah kepada Allah SWT, tetapi manusia juga merupakan makhluk sosial yang pastinya akan terjun ke kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, berlaku baiklah terhadap sesama muslim, karena sesungguhnya muslim yang beriman adalah bersaudara. Rasulullah bersabda :
“Mukmin yang paling sempurna imannya, adalah yang baik akhlaknya di antara mereka”. (Riwayat Abu Daud)
Allah berfirman :
Yang artinya:“Sesungguhnya umat yang beriman, satu terhadap yang lainnya adalah bersaudara (kandung), hendaknya selalu diusahakan perdamaian diantara para mereka yang besaudara itu, selalu bertaqwalah kepada Allah, semoga kamu selalu mendapat curahan rahmat dari Allah”. (Al-Hujuraat : 10)
Akhlak dalam berhubungan dengan sesama muslim yang diajarkan oleh syari’at islam adalah sebagai berikut :
Ø  menghubungkan tali persaudaraan
Ø  saling tolong menolong
Ø  membina persatuan
Ø  waspada dan menjaga keselamatan bersama
Ø  berlomba mencapai kebaikan bersikap adil
Ø  tidak boleh mencela atau menghina
Ø  tidak boleh tuduh-menuduh
Ø  tidak boleh bermarahan
Ø  memenuhi janji
C.      Akhlak  Baik Terhadap Manusia.
Yang meliputi antar lain:
a.         belaskasih atau sayang(al­­-shafaqah); ialah sikap jiwa selalu ingin berbuat baik dan menyantuni orang lain.
b.         rasa persaudaraan(al-ikha); ialah sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan baik dan bersatu dengan orang lian, karena ada keteriakan batin dengannya.
c.         Memberi nasehat (An- Nasihah); ialah suatu upaya untuk memberi patunjuk-petunjuk yang baik kepada orang lain dengan menggunakan perkataan; baik ketika orang di nasehati telah melakukan hal-hal yang buruk,maupun belum.
d.        memberi pertolongan (an-nashru); ialah suatu upaya untuk mebantu orang lain, agar tidak mengalami suatu kesulitan.
e.         menahan amarah (kazmu al- ghaizi); ialah upaya menahan emosi, agar tidak dikuasai oleh perasaan marah terhadap orang lain.
f.          sopan-santun (al-hilmu); ialah sikap jiwa yang lemah-lembut terhadap orang lain, sehingga dalam perkataan dan pembuatannya selalu mengandung adap-kesopanan yang mulia.
g.         suka memaafkan (al- `afwu); ialah sikap dan perilaku seseorang yang suka memaafkan kesalahan orang lain yang pernah di perbuat terhadapnya.


D.      Akhlak Buruk Terhadap Sesama Manusia.
Yang meliputi antara lain:
a.         Mudah Marah (Al- Ghodab); ialah kondisi emosi seseorang yang tidak dapat menahan kesabarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain.
b.         Iri Hati Atau dengki ( al-hasadu atau al- hiqdu); ialah sikap kejiwaan seseorang yang selalu menginginkan agar kenikmatan  dan kebahagiaan hidup orang lain bisa hilang sama sekali.
c.         Mengadu-adu (an-namimah); ialah suatu perilaku yang suka memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain,dengan maksud agar hubungan sosial keduanya rusak.
d.        Mengupat (al-ghibah); ialah suatu perilaku yang suka membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain.
e.         Bersikap congkap (al-ash’ar); ialah suatu sikap dan perilaku yang menampilkan kesombongan, baik dilihat dari tingkah lakunya, maupun perkataannya.
f.          Sikap kikir (al-bukhlu); ialah suatu sikap yang tidak mau memberikan nilai materi dan jasa kepada orang lain.
g.         Berbuat aniaya (al-zulmu); ialah suatu perbuatan yang merugikan orang lain, baik kerugian materiil maupun non materiil.











BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan kejayaan yang diridhoi Allah. Seperti pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei : “Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak, bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu.
          Dalam kehidupan manusia, akhlak itu diumpamakan seperti bunga dalam sebuah taman. Bagaimanapun luas dan indahnya sebuah taman, tetapi kalau tidak dihiasi dengan bunga-bungaan, maka taman itu tidak jauh berbeda seperti tanah perkuburan. Sebagai contoh, seorang yang mempunyai badan yang sehat, perawakan yang gagah, tampan, menarik, berilmu, kaya bahkan berpangkat, tetapi jika ia mempunyai akhlak yang tercela dan perangai yang jahat, tidak ubahnya seperti wajah yang cantik, tetapi di pipinya terguris memanjang tanda bekas luka  kesan itulah yang menjatuhkan nilai-nilai yang asli.


B.       Saran
Dari pembahasan diatas kita sudah sedikit mengetahui tentang akhlak kepada sesama maka dari itu hendaklah kita merealisasikanya dalam kehidupan nyata kita sehari hari untuk mewujudkan kesadaran diri bahwasannya ahlak mulia kepada sesame itu sangat lah penting untuk kesejahteraan bersama dan kebahagiaan dunia dan akhirat





Tidak ada komentar:

Posting Komentar